Pengadaan
bibit KingTok ( peking entok) dilakukan
dengan mengawinkan entok jantan dengan itik betina. Perkawinan antara entok
jantan (rata-rata berbobot 5 kg) dengan itik betina (rata-rata berbobot 1,5 kg)
akan menghasilkan tiktok seberat minimal 3 kg. Perkawinan ini sebenarnya sulit
terjadi, mengingat ukuran dan bobot entok jantan yang jauh lebih besar dan
berat daripada itik betina. Oleh karena itu, dilakukan dengan kawin
suntik (impossible artificial insemination/ inseminasi buatan).
Bebek betina
akan bertelur selama tiga hingga empat bulan. Telur-telur yang dihasilkan bebek
betina yang telah disuntik sperma entok, tetap dianggap sebagai telur bebek.
Karena selama ini bebek selalu diternakkan, maka mereka sudah “lupa” caranya
mengerami sehingga harus dibantu dengan mesin tetas. Uniknya, bila telur bebek
menetas setelah 28 hari “dierami” dan telur entok menetas pada hari ke-35, maka
KingToK akan menetas pada hari ke-32 (28
hari + 35 hari = 63 hari : 2). Jika diberi makan makanan yang berkualitas,
induk KingTok ini mampu berproduksi
hingga 70% (120 hari x 70% = 84 butir). Daya tetas telur induk KingTok itu
hanya sekitar 33 %. Tiap 3 telur tetas hanya menghasilkan seekor bitib/ DOT
(day old KingTok ).
Pengadaan
bibit merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha pembesaran KingTok. DOT
yang baik harus sehat dan baik yang dicirikan oleh : tubuh tegap, gesit dan
lincah; kaki kokoh; fisik tidak cacat dan nafsu makan tinggi. Anak tiktok yang
baru lahir memiliki bobot badan 26 – 53 gram (rataan 40,03 g). Selain dengan
penetasan, bibit KingTok juga dapat diperoleh dri peternakan KingTok Isa
Banjarnegara Jawa Tengah . Harga bibit (DOT) adalah kisaran Rp. 4.500,-/ekor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar