Ternak
itik berperan cukup besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani, karena
selain penghasil telur juga berfungsi sebagai penghasil daging. Kontribusi
telur itik terhadap kebutuhan telur di Indonesia adalah 19,35 %, sedangkan
kontribusi dalam penyediaan daging hanya 0,94 %.
Kebutuhan daging itik terus meningkat, dan bahkan beberapa rumah makan, restoran, café dan warung tenda di perkotaan sudah banyak menyajikan menu bebek goreng, bebek panggang dan sate bebek sebagai menu unggulan.
Kebutuhan daging itik terus meningkat, dan bahkan beberapa rumah makan, restoran, café dan warung tenda di perkotaan sudah banyak menyajikan menu bebek goreng, bebek panggang dan sate bebek sebagai menu unggulan.
Salah
satu jenis itik pedaging yang saat ini banyak diminati dan mulai berkembang
adalah itik-entok/kingtok , yang dihasilkan dari perkawinan silang antara entok
jantan dan itik peking petelur betina
melalui proses inseminasi buatan (IB). Pemeliharaan kingtok sebagai itik pedaging memiliki beberapa
keunggulan, yaitu cepat tumbuh sehingga bobot potong lebih besar, tekstur
daging lebih empuk, rasanya gurih dan tidak amis (baik sebelum maupun sesudah
dimasak), pemakan segalanya sehingga cost production-nya pun rendah,
serta kadar lemaknya rendah yaitu hanya 1% di bagian dada dan 1,5 % di bagian
paha sedangkan ayam broiler 1,3% di bagian dada dan 6,8% di bagian paha.
Selain itu, masa pemeliharaan juga relatif pendek yaitu hanya dalam waktu 8 –
10 minggu, kingtok telah mampu mencapai bobot 2,5 kg/ekor.